top of page
Giovanni Paluzi

TUHFATUS SANIYYAH #2: BEBERAPA POIN PENTING TERKAIT ILMU NAHWU

«الْمُقَدِّمَاتُ»

تعريفُ النحوِ ، موضوعُهُ، ثمرتُهُ ، نسبتُهُ ، واضعُهُ ، حكمُ الشارعِ فيهِ


PENDAHULUAN

Definisi nahwu, pembagian nahwu, objek pembahasan, hasil pembelajaran, nisbah, penemu, dan hukum mempelajarinya

التعريفُ : كلمة" نحو" تطلقُ في اللغةِ العربيةِ على عدَّةِ معانٍ :منها الْجِهَةُ ، تقول ذَهَبْتُ نَحْوَ فلاَنٍ ، أي :جِهَتهُ . ومنها الشّبْهُ والمِثْلُ ، تقول :مُحَمَّدٌ نَحْوُ عَلِيّ ، أي شِبْهُهُ وَمِثْلُهُ .وتُطلق كلمة "نحو" في اصطلاح العلماء على " العلم بالقواعد التي يُعْرَفُ بها أحكامُ أوَاخِرِ الكلماتِ العربيةِ في حالِ تركيبِهَا من الإعرابِ ، والبناءِ وما يتبعُ ذلكَ


Definisi: Kata nahwu dalam bahasa arab memiliki banyak arti, salah satunya yaitu arah/tujuan, misalnya (ذهبت نحو فلان) maksudnya saya pergi ke arah fulan. Selain itu, kata nahwu memiliki makna mirip atau semisal, contohnya (محمد نحو علي) maksudnya Muhammad mirip Ali. Adapun definisi nahwu menurut para ulama yaitu sebuah ilmu yang berisi kaidah yang menjelaskan hukum-hukum akhir kata dalam bahasa arab yang tersusun dalam suatu kalimat, seperti hukum I’rob dan Bina serta apa yang berkaitan dengannya.


الموضوعُ : وموضوعُ علمِ النحوِ : الكلماتُ العربيةُ ، من جهةِ البحثِ عنْ أحوالِهَا المذكورة

الثمرةُ : وثمرةُ تَعَلُّمِ علمِ النحوِ : صِيَانَةُ اللسانِ عنِ الخطأِ في الكلامِ العَرَبيِّ ، وَفَهْمُ القرّآنِ الكريمِ و الحديثِ النبويِّ فَهْمًا صحيحًا ، اللذَيْنِ هما أَصْلُ الشَّريعَةِ الإسلاميةِ وعليهِما مَدَارُها

Topik: Objek pembahasan dalam ilmu nahwu yaitu kata dalam bahasa arab dari sisi I’rob dan Bina sebagaimana dijelaskan

Faidah: Hasil pembelajaran dari mempelajari ilmu nahwu ialah menjaga lisan dari kesalahan dalam mengucapkan kalimat dalam bahasa arab dan memahami Al-Quran serta Hadits nabi dengan pemahaman yang benar, yang keduanya merupakan pondasi Syari’at Islam dan kepada keduanya agama Islam berporos.


نسبتهُ :هو من العلومِ العربيةِ . واضعُهُ:والمشهورُ أن أوَّلَ واضعٍ لعلمِ النحوِ هو أبو الأسْوَدِ الدُّؤلِىُّ ، بأمرِ أميرِ المؤمنينَ عليِّ بنِ أبي طالبٍ رضي الله عنه . حكمُ الشارعِ فيهِ :وتعلمُهُ فَرْضٌ من فروضِ الكفايةِ ، وربما تَعَيَّنَ تعَلُّمُهُ على واحدٍ فَصَارَ فَرْضَ عَيْنٍ عليهِ.


Nisbat: Ilmu nahwu dinisbatkan sebagai salah satu cabang ilmu bahasa arab

Penemu: Yang masyhur, orang yang pertama kali menyusun ilmu nahwu adalah Abu Aswad Ad-Duali atas perintah amirul mukminin, Ali bin Abi Thalib.

Hukum Syar’i yang berkaitan dengannya: Hukum mempelajari nahwu adalah fardu kifayah, tetapi pada suatu keadaan mempelajarinya menjadi wajib bagi seseorang dan hukumnya berubah menjadi fardu ‘ain bagi orang tersebut.

Disusun Oleh

Giovanni Paluzi

Mahasiswa KSHE IPB University

Anggota Markaz Ilmu

Dibawah Bimbingan

J. Muhammad Salik, S.Si

Mahasiswa S1 Syariah KIU

Alumni S1 Kimia IPB University

Ketua Markaz Ilmu

REFERENSI:

Tuhfatus Saniyyah (Hlm. 6) Terbitan Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Qatar [Cetakan Pertama 1428 H] Karya Syaikh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid

8 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentarios


Post: Blog2 Post
bottom of page